Para mufassir memahamkan surat An-Nisa' 157 bahwa
Nabi Isa sama sekali tidak disalib dan dibunuh, karena yang disalib dan
dibunuh adalah orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa.
Prof Dr H
Mahmud Yunus dalam Tafsir Al-Qur'anul Karim menerjemahkan ayat
tersebut, "Sebenarnya Isa itu bukan mereka bunuh atau mereka salibkan,
tetapi yang mereka salib itu, adalah orang yang serupa dengan Isa, yang
telah dibuat samar" (hlm. 94). Prof Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar
menyatakan, "Syubbiha artinya disamarkan. Yaitu diadakan orang lain,
lalu ditimbulkan sangka dalam hati orang yang hendak membunuh itu bahwa
orang lain itulah Isa" (Juz 6 hlm. 21).
Penyerupaan wajah orang
lain menjadi Yesus sehingga proses penyaliban menjadi salah alamat
tersebut, juga didukung oleh Bibel yang menyebutkan bahwa penangkapan
dilakukan pada waktu gelap.
"Maka Yudas pergi ke tempat itu
dengan membawa sepasukan tentara Romawi dan beberapa pengawal Rumah
Tuhan yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi. Mereka
membawa senjata, lentera dan obor." (Yohanes 18:3).
Salah tangkap
menjadi semakin mungkin, karena pertama Yesus punya mukjizat dapat
merubah wajah (Matius 17:2). Terlebih lagi, para tentara yang melakukan
penangkapan tidak ada yang mengenal wajah Yesus, sehingga mereka harus
menyewa Yudas untuk menunjukkan siapa Yesus, dengan upah 30 keping uang
perak (Matius 26:15).
Penyelamatan terhadap Nabi Isa dari
penyaliban adalah tindakan yang sangat tepat dan terhormat. Bukankah
Bibel sendiri mengakui bahwa orang yang mati di tiang salib adalah
manusia terkutuk:
"...Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3: 13).
Pernyataan
Al-Qur'an bahwa orang-orang berselisih paham dan ragu-ragu tentang
pembunuhan Isa adalah kebenaran yang tak dapat disangkal. Buktinya,
laporan penyaliban dalam Bibel penuh kontradiktif dan keraguan, misalnya
soal waktu penyaliban. Menurut Injil Markus 15:25, Yesus disalib pada
jam 9, padahal menurut Injil Yohanes 19:14, pada jam 12 Yesus masih
belum disalib. Sementara kedua Injil lainnya, yaitu Matius dan Lukas
abstain tidak menulis apapun tentang waktu penyaliban.
Kontradiksi
penyaliban Yesus masih banyak lagi, bisa dibaca dalam buku "Dokumen
Pemalsuan Alkitab" karya Mulyadi Samuel, terbitan Victory Press.
Maka sungguh aneh tudingan Dr Erwin Lutzer bahwa Tuhan dalam Al-Qur'an melakukan kesalahan dan penipuan.
Rupanya Erwin lebih memihak orang kafir yang menginginkan kematian Nabi Isa dengan cara yang terkutuk.