Trinitas
adalah tiga Tuhan dalam satu. Tuhan Allah adalah misteri. Tak seorang
pun pernah melihat atau mengetahui seperti apa Tuhan itu. Yesus adalah
manusia dengan tulang dan daging. Beliau hidup di dunia ini sebagai
orang yang memiliki sejarah hidup. Roh Kudus adalah “Tuhan” ciptaan
Konsili yang tidak dikenal di zaman Yesus.
“….kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus”. (Kis. 19:2)
Naskah Laut Mati yang di tulis di zaman Yesus tidak pernah menyebut tentang Roh Kudus yang di sembah.
Reverend Dr. Charles Francis Potter dalam bukunya The Lost Year of Yesus Revealed, 1992, hal 16, menjelaskan:
“Few
believing Christians yet realize (for few scholar are yet adminitting)
how many important doctrines are doe to be change radically, and how
many others should eventually be eliminated when the Scroll are properly
recognized and evaluated in relation to the New Testament. The very
vulnerable doctrine of the Holly Spirit will have to go, as we shall
see, and will take with it inevitably the doctrine of the Trinity, which
was never in the Bible anyway”.
(Hanya sedikit pemeluk
agama Kristen yang hingga saat ini menyadari (sebagaimana hanya sedikit
para ilmuwan yang hingga saat ini mau mengakui), betapa banyak ajaran
dasar agama Kristen yang harus dirubah secara radikal dan beberapa
banyak lainnya yang harus di singkirkan (dari Alkitab) bila Naskah (Laut
mati) diakui dan dipelajari dengan benar dalam hubungannya dengan Kitab
Perjanjian Baru. Ajaran yang paling lemah dan harus di singkirkan
adalah tentang Roh Kudus, sebagaimana yang terlihat (dalam Naskah Laut
Mati), dan tanpa bisa dihindari, ajaran tentang Trinitas harus pula ikut
tersingkir, karena sama sekali tidak pernah diajarkan dalam Alkitab)
Biarawati
dan penulis kawakan Karen Armstrong dalam bukunya A History of God hal.
135, mengutip pernyataan Gregory of Nazianzus, tokoh pemikir Trinitas
di abad ke IV yang menceritakan bagamana Roh Kudus yang tidak dikenal di
zaman Yesus menimbulkan berbagai permasalahan ketika mulai
diperkenalkan di abad ke IV.
“The Cappadocians were also anxious
to develop the notion of the Holy Spirit, which they fe(t have been
dealt with very perfunctorily at Nicea: `And we believe in the Holy
Spirit’ seemed to have been added to Athanasius’s creed almost as an
after thought. People were confused about the Holy spirit. Was it simply
a synonym for God ar was it something more? `Some have conceived (the
Holy Spirit) as an activity’, noted Gregory of Nazianzus, `some as a
creature, some as God and some have been uncertain what to call him”.
(Golongan
Cappadocian (Pendukung Trinitas) juga pusing untuk menetapkan
pengertian Roh Kudus, yang dulu mereka sama sekali mengabaikannya pada
Konsili di Nicea: `Dan Kami percaya kepada Roh Kudus’ nampaknya baru
ditambahkan ke Credo Athanasius (di Necia) setelah dipikirkan kemudian.
Masyarakat
dibuat bingung tentang apa sesungguhnya Roh Kudus itu. Apakah ini sama
dengan Tuhan ataukah sesuatu yang lain? `Sebagian orang menganggap (Roh
Kudus) sebagai suatu kegiatan’, kata Gregory of Nazianzus, sebagian lagi
menganggapnya makhluk, sebagian menganggapnya Tuhan, dan sebagian lagi
tidak tahu mau menyebutnya apa).
Oleh karena itu untuk menyatakan
bahwa Allah yang tidak tampak, manusia Yesus yang memiliki tulang dan
daging dan Roh Kudus yang tidak pernah dikenal di zaman Yesus adalah
suatu zat, memang dapat dianggap misteri yang artinya aneh bin ajaib.
Doktrin ini membingungkan pencetusnya sendiri serta para agamawan
Kristen. Mereka kesulitan menjelaskan ajaran penyembah berhala ini dalam
konteks Kristen. Ujung-ujungnya mereka menetapkan doktrin Trinitas
sebagai suatu misteri (Cave 1997).
Perhatikan bagaimana pengkuan
jujur “Romonya” Trinitas, Athanasius, dalam buku The Decline and Fall of
the Roman Empire yang ditulis oleh Edward Gibbon:
“Christian
Theologian, the great Athanasius himself, has candidly confessed that
whenever he forced his understanding to mediate on the divinity of the
Logos, his toilsome and unavailing efforts recoiled on themselves; that
the more he thought, the less he comprehend; and the more he wrote, the
less capable was he expressing his thought”.
(Teolog besar Kristen
Athanasius sendiri secara terbuka mengakui bahwa semakin dia memaksakan
pengertiannya untuk menjelaskan ketuhanan Logos (Firman), segala daya
dan upaya yang diusahakannya kandas dengan sendirinya; bahwa semakin dia
berfikir, semakin dia kurang memahami; semakin banyak penulis, semakin
kurang kemampuan menjelaskan jalan pikirannya).
Baru saja
Athanasius mencoba memformulasikan hubungan Yesus sebagai Logos (Firman)
penyembah berhala dengan Tuhan Allah, dia sudah pusing. Belum lagi di
tambah dengan “Tuhan” Roh Kudus.
Monsignor Eugene Clark mengakui
konsep Trinitas sulit dimengerti. Untuk itu menurut dia, sebaiknya
konsep Trinitas diterima saja walaupun tidak dimengerti.
“God is
one, God is three. Since there is nothing like this in creation, we
cannot understand it, but anly accept it” (Tuhan itu satu, Tuhan itu
tiga. Karena tidak ada yang seperti ini di alam ini, sehingga kita
terima saja walaupun kita tidak mengerti).
Hubungan ketiga oknum
dalam Trinitas dengan susah payah diciptakan oleh Gereja di
tengah-tengah pertentangan, kontroversi dan malah pertumpahan darah.
Pemimpin Gereja terpaksa harus mengeluarkan pernyataan untuk menerima
ajaran Kristen tanpa harus menyelidikinya. Uskup Agung Anslem, pemimpin
Gereja di Canterbury (1093-1109) dalam bukunya Prosologian I,
mengatakan:
“For 1 am not seeking to understand in order to
believe, but 1 believe in order that 1 may understand” (Saya tidak perlu
mengerti untuk percaya, tetapi saya percaya agar saya mengerti).
Selanjutnya dalam bukunya Cur Deus Homo 1:2 dia menjelaskan urut-urutan menerima ajaran yang misterius dalam Kristen :
”
The correct order is to believe the deep thing of Christian faith
before undertaking to discuss them by reason……so that even though 1
totally unable to understand it, nothing could shake the constancy of my
belief.” (Urutan yang tepat adalah meyakini keimanan Kristen secara
mendalam lebih dahulu, baru kemudian mendiskusikannya berdasarkan akal
sehat….dengan demikian, walaupun saya tidak mengerti sama sekali, tidak
ada yang akan dapat mengguncang keteguhan iman saya).
Kalau sudah
begini keadaannya, berarti tidak ada lagi jalan bagi mereka yang ingin
mempertanyakan kebenaran suatu ajaran sebelum diyakini. Kalau yang
diajarkan kepada kita adalah sesuatu yang salah, sekuat apa pun kita
mengimaninya, ya, tetap saja salah, dan konsekwensinya kita akan
dicampakkan ke dalam api neraka.
Kalau gereja sudah mengatakan
demikian, sementara Yesus tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah
oknum kedua dari Trinitas, berarti kita diberi kesan seakan-akan Yesus
sengaja menipu umatnya bani Israel, hanya untuk menyenangkan para
penyembah berhala di kerajaan Romawi.
Mengapa umat Kristen dapat menerima ide yang tidak masuk akal ini?
Para
penginjil menurut Dr. Bruce Goldbert dalam bukunya ” New Age Hypnosis”
hal. 2, sudah terlatih dalam pemanfaatan jurus-jurus hipnotisme dan
sugesti. Melalui teknik-teknik ini, dengan mudah mereka menaklukkan alam
bawah sadar jemaat atau individu. Mereka menggunakan cara-cara ini
untuk mencuci otak jemaat agar mudah memerima pesan-pesan, baik yang
masuk akal maupun yang tidak masuk akal, yang dikemas dengan retorika
yang mempesona. Dengan cara ini mereka dapat membuat sesuatu yang tidak
masuk akal seakan-akan masuk akal. Sementara jemaat yang sudah “berserah
diri” hanya mampu menyahut ” Amin, Amin”.
Gordon Urquhart dalam bukunya
The Pope’s Armada, 1995, pada halaman belakang menjelaskan misi rahasia
Kristen mencuci otak jemaat:
“The three most powerful of the
ultra tradition-alist movement within the Catholic Church engage in
secret initiation ceremonies, brainwashing techniques involving ego
destruction, moral and spiritual intimidation and highly questionable,
even dangerous psychtherapeutic practices.” (Tiga kekuatan besar gerakan
ultra-tradisional dalam Kristen Katolik, terlibat dalam upacara rahasia
penerimaan anggota, teknik cuci otak termasuk penghancuran pribadi
seseorang, intimidasi moral dan spiritual serta praktek praktek
pengobatan spiritual yang tidak lazim dan malah berbahaya).
Tertullian dalam bukunya “The Flesh of Christ”, hal. 5, memainkan jurus ini :
“The
Son of God was crucified. 1 am not ashamed because it shameful. The Son
of God died. It is credible because it is absurd. He was buried and
rose again. It is certain because it is impossible”. (Anak Tuhan di
salib. Saya tidak malu karena ini memalukan. Anak Tuhan mati. Ini
dipercaya karena tidak masuk akal. Dia dikuburkan dan bangkit kembali.
Ini pasti karena tidak mungkin).
Mike Velarde, salah seorang
pemimpin Kristen kharismatik di Filipina memperlihatkan keampuhan
pengaruhnya terhadap lebih sejuta pengikutnya dilapangan Philippine
International Convention Center dengan mengatakan bahwa mereka dapat
memperoleh rejeki dari Tuhan dengan membalikkan payungnya keatas untuk
menampung rejeki dari langit. Kemampuan Mike Velarde ini dikomentari
oleh Pastor Robert Reyes di
Harian Philippine Daily Inquirer terbitan 29
Desember 1999, hal. 9:
“Mike Velarde is better because he manages
to fool poor people into believeing that he can make them rich. The
people are desperate. Any promise that gives them hope to go for
improved life, they’ll grab it”
(Mike Velarde lebih cerdik karena
dia mampu memperdaya orang-orang miskin untuk percaya bahwa dia dapat
membuat mereka menjadi kaya raya. Rakyat cukup menderita. (Oleh karena
itu) setiap janji yang memberi mereka harapan untuk meningkatkan taraf
hidup mereka, akan mereka rebut).
Dua ayat paling krusial dalam Iman kristen ternyata Palsu
Mari
kita selidiki tentang dua dasar keimanan kristen yakni masalah Trinitas
dan masalah Yesus hanya untuk Israel saja dalam Alkitab.
1. Masalah trinitas.
Trinitas merupakan masalah yang paling pokok dalam iman Kristen. Tapi dalam injil tidak ditemukan ayat yang mendukung trinitas tersebut. Hal ini diakui oleh para Ahli Alkitab yang telah dengan sangat menguasai Alkitab tersebut. Sebagai contoh kita ambil pendapat dua orang Ahli Alkitab yang pemikirannya selalu diikuti oleh para penginjil didunia termasuk para penginjil di Indonesia sbb:
DR G.C. VAN NIFTRIK DAN D.S.B.J BOLAND : Didalam Alkitab tidak diketemukan suatu istilah yang dapat diterjemahkan dengan kata TRITUNGGAL ataupun ayat-ayat tertentu yang mengandung dogma tersebut, mungkin dalam 1 Yahya 5 : 6-8. (Dogmatika masa kini, BPK Jakarta, 1967 hal 418).
Beliau mengungkapkan bahwa mungkin ayat injil yang mendukung konsep trinitas itu adalah di
1 Yahya 5:6-8:
6. Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena roh adalah kebenaran.
7. Sebab tiga yang memberi kesaksian (di dalam surga Bapa, Firman dan Roh kudus dan ketiganya adalah satu.
8. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi) Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
Tapi setelah kedua pakar alkitab itu mengemukakan ayat ini kemudian keduanya berkomentar:
"Tetapi sebagian besar dari ayat itu agaknya belum tertera dalam naskah aslinya. Bagian itu setidak-tidaknya harus diberi kurung. (Dogmatika masa kini, BPK Jakarta, 1967 hal 418).
Dengan kata lain, kedua pakar Alkitab ini berkomentar bahwa sebagian besar ayat diatas adalah palsu, karena tidak terdapat dalam naskah aslinya. Jadi menurut pakar alkitab tersebut tidak ada ayat yang mendukung konsep trinitas, mungkin di 1 yahya 5:6-8 dan itupun ayat palsu. Dalam injil yang berbahasa Inggris New International Version (NIV) berbunyi sbb:
6. This is the one who come by water and blood- jesus christ. He did not come by water only, but by water and blood. And it is the spirit who tetifies, because the spirit is truth.
7. for there are three that tetify
8. the spirit, the water, and blood. And three are in agreements
Jadi menurut NIV, yang notabene Alkitab paling dipergunakan dalam rujukan kristen ternyata tidak mendukung konsep trinitas tersebut. Lalu bagaimana hal itu sampai terjadi? Kenapa para penyalin Alkitab dulu berani menambah firman Tuhan? Hal ini diuraikan pakar Alkitab lainnya:
Drs. M E Duyverman : Menurut salinan tertua jalannya kalimatnya adalah begini : KARENA TIGA MENJADI SAKSI, YAITU ROH AIR DAN DARAH� rupanya TAMBAHAN mulai terbubuh sebagai keterangan pinggir KALIMAT; PENYALIN KEMUDIAN MEMASUKAN KE DALAM BUNYI NAS karena berpikir ini adalah perbaikan penyalin lama. SAMPAI KINI HAL ITU MASIH TERJADI. (Pembimbing ke dalam perjanjian baru, BPK Jakarta 1966 hal 145).
Jadi ayat yang menyatakan konsep trinitas dalam 1 yahya 5:6-8 diatas adalah palsu dan hanya tambahan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Tapi bagaimana pun ayat tersebut masih diakui sebagai firman Tuhan di sebagian besar umat kristen yang tidak tahu bahwa ayat tersebut adalah Palsu. Bahkan ada tokoh di Amerika yang begitu keras menentang pemalsuan ayat ini :
Jerry Falwell. Tokoh kristen RADIKAL Amerika Serikat ini mengompetari pemalsuan ayat-ayat itu sebagai berikut : The rest of verse 7 and fist nine words of verse 8 are not original, and are not tobe considered as apart of the words of God. (Jerry Falwell, Liberty Bible Commentary, thomas Nelson Publisher, Nashville, Camden New York 1983 halaman 2638). Artinya sebagian kalimat pada ayat 7 dan sembilan kata pertama di ayat 8 adalah tidak asli dan tidak bisa dianggap sebagai firman Tuhan.
Al kitab bilang Tuhan itu satu tiada yang lain. Tapi umat kristen bilang Tuhan itu tiga?
"Maka kepadamu lah ia ditunjuk, supaya diketahui oleh-mu tuhan itulah Allah, tiada yang lain kecuali Dia". (Ulangan 4 ayat 35)
"Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa TUHANlah Allah yang ada di langit diatas dan di bumi dibawah, tidak ada yang lain". (Ulangan 4 ayat 39)
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mereka mengenal Engkau, satu-satu nya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus". (Yohanes 17 : 3).
"Maka berkatalah Yesus kepadanya (Iblis) : "Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis : Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti" (Matius 4 : 8-10).
Jadi menurut mereka Yesus adalah untuk segenap makluk. Tapi setelah diselidiki, ternyata ayat diatas adalah ayat Palsu.
2. Yesus hanya untuk bani Israel.
Injil dengan sangat tegas menyatakan bahwa Yesus disuruh Allah hanya untuk bangsa Israel saja.
"Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria. " "Melainkan pergilah kepada domba-domba yang hi-lang dari umat Israel (hanya kepada bangsa Yahudi)." (Injil - Matius 10: 5-6)
"Jawab Yesus, 'Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel' (hanya kepada bangsa Yahudi). "
"Kemudian perempuan itu (perempuan Kanaan) men-dekat dan menyembah Dia sambil berkata, 'Tuhan, tolong-lah aku'. "Tetapi Yesus menjawab, 'Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.'(non Yahudi)." (Injil-Matius 15:24-26)
Tegas sekali! Yesus sendiri yang mengatakan bahwa dia diutus hanya untuk bangsa Israel. Lalu mengapa orang-orang diluar Israel mengikuti Yesus? Mereka mengemukakan alasan sebagai berikut:
"Pergilah keseluruh dunia, beritakan injil kepada seluruh makluk" (Markus 16:15)
Jadi menurut mereka Yesus adalah untuk segenap makluk. Tapi setelah diselidiki, ternyata ayat diatas adalah ayat Palsu. Markus 16 ternyata hanya sampai ayat 8, Markus 16:9-20 adalah palsu. Alkitab kitab Markus pasal 16 yang diterbitkan Lembaga Biblika Indonesia yang dicetak oleh percetakan Arnoldus Ende 1986/1987, Pada catatan kakinya berbunnyi:
"Dengan singkat. Bagian ayat ini hanya terdapat dalam beberapa naskah. Nampaknya baru dalam abad ke-2 Masehi ditambahkan dalam injil Markus. Bagian akhir injil Markus ayat 9-20 bercerita mengenai penampakan Yesus. Ini memang termasuk kitab suci, tetapi agaknya tidak termasuk injil Markus yang asli".
Pada The Christian Counselor's New Testamen, markus 16 berakhir pada pasal 16 ayat 8. Kemana ayat 9-20? Pada akhir kalimat terdapat catatan kaki :
"These verse are omitted by better MSS. An alternative shoter ending is found in same".
"Ayat-ayat ini dihapus oleh terjemahan MSS yang terbaik. Penutup lebih pendek seperti ini (Markus 16 berakhir pada ayat 8) bisa ditemukan pada beberapa versi lainnya.
Pada The Holy Bible New International Version pada catatan kaki ayat 8 berbunyi :
"The two most reliable early manuscripts do not have mark 16:9-20".
"Dua manuskrip paling tua tidak memiliki Markus 16:9-20".
"Serious doubts exists as to whether these verses belong to the Gospel of Mark. They are absent from important early
manuscripts and display certain peculiarities of vocabulary, style and theological content that are unlike the rest of Mark. His Gospel probably ended at 16:8, or its original ending has been lost. (From the NIV Bible Foot Notes, page 1528)"
Jadi perintah Yesus untuk memberitakan injil kepada seluruh makluk adalah Ayat Bo'ongan alias ayat Palsu yang sengaja disisipkan oleh tangan-tangan jahil. Jadi dengan ini yang benar adalah Yesus hanya untuk bani Israel saja seperti yang Yesus katakan dengan tegas di Matius 10:5-6 dan Matius 15:24-26. Itulah ayat yang asli dan tidak palsu.