Hari Natal adalah penyembahan berhala dan bukan Hari Raya Kristen
Kita telah menganggap bahwa Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember.
Kita telah MENGIRA bahwa kita saling menukar hadiah karena orang Majus
mempersembahkan persembahan kepada Anak itu. Kita telah MENGIRA bahwa
pohon Natal yang hijau menyatakan hidup yang kekal dari Kristus. Tapi
marilah kita MENINGGALKAN REKAAN INI dan melihat kepada sejarah dan
KENYATAAN ALKITAB!. Catatan sejarah di dalam ensiklopedia yang terdapat
di perpustakaan di berbagai kota yang terjamin dan dapat dipercaya
memberikan informasi kepada kita bahwa hari Natal berasal mula dari
penyembahan berhala. Dipelihara diantara bangsa-bangsa penyembah berhala
yang menyembah matahari. Banyak hari lahir pemimpin-pemimpin penyembah
berhala dirayakan oleh Babel Kuno. Semua perayaan penyembahan berhala
ini bermula dari lingkungan penyembah berhala.
Hari Natal sampai kepada kita melalui Katolik Roma. Tetapi darimana mereka mendapatnya? Mari kita memeriksa :
=>Catholic Encyclopedia yang diterbitkan oleh denominasi ini.
Dikatakan: "Hari Natal TIDAK terdapat diantara perayaan gereja
sebelumnya..Hari raya ini berasal dari MESIR. KEBIASAAN PENYEMBAH
BERHALA MENJADI HARI NATAL".
=>ENCYCLOPEDIA AMERICANA, 1969,
menuliskan: "Christmas (Hari Natal) berasal dari kata Inggris kuno
Chrites Maesse atau Christ's Mass, dan ejaan sekarang (Christmas)
mungkin mulai dipakai sekitar abad ke-16. Seluruh gereja Kristen kecuali
gereja Armenian merayakan kelahiran Kristus pada tanggal 25 Desember.
Tanggal ini tidak ditetapkan di Barat sampai sekitar pertengahan abad
ke-4 dan di Timur sampai sekitar seabad kemudian. Asal mula Christmas
(Hari Natal) dan alasan menetapkan 25 Desember sebagai hari Natal, tidak
jelas, tetapi biasanya hari itu dipilih supaya bersesuaian dengan
perayaan penyembah berhala yang berlangsung sekitar musim dingin untuk
merayakan "timbulnya kembali matahari".
Suku bangsa di Eropa Utara
merayakan hari raya yang terbesar yaitu Yule pada akhir musim dingin
untuk merayakan timbulnya kembali matahari (dewa) sebagai pemberi terang
dan panas. Roman Saturnalia (suatu perayaan untuk menghormati Saturn,
dewa pertanian dan pembaharuan kuasa matahari) juga berlangsung pada
waktu ini dan beberapa kebiasaan Hari Natal diperkirakan berakar dari
perayaan penyembah berhala ini. Beberapa orang menganggap bahwa
kelahiran Kristus sebagai "Terang Dunia" dianggap serupa dengan
kelahiran kembali matahari dengan maksud agar Kekristenan menjadi lebih
bermakna bagi petobat-petobat dari penyembah berhala".
=>ENCYCLOPEDIA BRITANICCA, 1964, menuliskan: "HARI NATAL" pada
tanggal 25 Desember adalah pesta kelahiran Tuhan kita, memperingati
kelahiran Yesus Kristus, merupakan perayaan yang paling besar dalam
tahun gereja. Hari lahir Juruselamat ini bersamaan dengan kebiasaan
orang-orang duniawi yang bersumber dari penyembahan berhala. Baik hari
Natal maupun Epiphany, yang jatuh 12 hari sebelum 6 Januari adalah
pengalihan perayaan penyembah berhala pada musim dingin, dan begitu erat
hubungannya sehingga asal mula keduanya tidak dapat dibicarakan dengan
terpisah. 25 Desember di Roma, merupakan tanggal pesta perayaan
penyembah berhala di Roma, terpilih pada tahun 274 AD oleh Kaisar
Amelian sebagai hari lahir matahari yang mulai kembali bersinar.
Sebelum 336 AD, gereja Roma menetapkan peringatan kelahiran Kristus..pada tanggal yang sama".
Mengenai asal mula tradisi Hari Natal, Encyclopedia Americana
mengatakan: "Orang Inggris menyesuaikan hari Natal dengan
perayaan-perayaan yang sudah ada pada saat itu. Pada abad pertengahan
hari Natal orang Inggris merupakan saat-saat yang penuh gembira dan suka
cita dengan pesta yang besar dan perayaan pertunjukan kemegahan.
Pembakaran kayu pada waktu hari Natal diambil oleh orang Inggris dari
kebiasaan orang Skandinavia untuk menghormati balik matahari pada musim
dingin. Penggunaan pohon cemara yang hijau juga masuk ke Inggris dari
kepercayaan orang-orang Kristen Eropa daratan sebelum mereka menjadi
Kristen.
Suku bangsa Celtic dan Teutonis menghormati tananaman ini
pada perayaan balik matahari musim dingin sebagai simbol hidup yang
kekal dan orang Druid membesarkan makna gaibnya. Pohon cemara hijau
disembah sebagai janji kembalinya matahari. Beberapa orang beranggapan
bahwa pohon Natal merupakan lambang Juruselamat, jadi merupakan bagian
dari perayaan kelahiranNya".
=> Encyclopedia Britanicca
lebih jauh lagi menyatakan: "Kebiasaan tradisional dihubungkan dengan
hari Natal. Perayaan hari Natal bersamaan dengan peringatan "pertanian"
penyembah berhala dan peringatan matahari pada pertengahan musim
dingin..".
=> Buku "Anwer to Questions", dikumpulkan oleh
Frederick J. Haskins mengatakan: "Pohon Natal berasal dari Mesir dan
bermula jauh sebelum ada perayaan Natal".
Jadi kalau kita memeriksa
fakta-fakta sejarah, kita akan melihat bahwa perbuatan memelihara hari
Natal bukanlah perbuatan seorang Kristen yang benar, tapi KEBIASAAN
PENYEMBAH BERHALA!
DASAR DILARANGNYA NATALAN
"Dengarkanlah
firman yang disampaikan Tuhan kepadamu, hai kaum Israel! Beginilah
firman Tuhan: Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah
bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit,
sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani
bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang
ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tukang
kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya
dengan paku dan palu, supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti
orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus
mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah.Jangalah takut kepadanya."
(Yeremia 10:1-5).
Ayat diatas memberikan gambaran lengkap
mengenai pohon Natal, TUHAN menyebutnya sebagai "tingkah langkah
bangsa-bangsa adalah KESIA-SIAAN".
Kita diminta supaya TIDAK membiasakan diri atau mengikuti hal seperti itu! Juga dinyatakan sebagai pemujaan berhala.
Ayat 5 mengatakan bahwa pohon ini tidak dapat berbicara -tidak dapat
melangkah- harus diangkat. "Janganlah takut kepadanya, sebab berhala
(pohon) itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun tidak
dapat". Pohon itu bukanlah Tuhan yang perlu ditakuti.
Beberapa
orang salah membaca ayat ini dan menjadikan ayat ini berbunyi bahwa
tidak salah memiliki pohon Natal, tapi ayat ini TIDAK berbunyi demikian!
BAGAIMANAKAH kebiasaan bangsa-bangsa penyembah berhala ini masuk ke
dalam GEREJA?
Kita telah melihat bahwa SEMUA fakta sejarah yang
dapat dipercaya menunjukkan bahwa hari Natal tidak dirayakan oleh orang
Kristen sampai abad ke-2 atau ke-3.
Gereja Roma tidak
memerintahkan hari Natal dirayakan sebagai perayaan "Kristen" sebelum
abad KELIMA. Ingat, kota Roma adalah dunia PENYEMBAH BERHALA.
Sampai abad ke-4, orang Kristen sedikit sekali di Roma.
Tapi dengan munculnya Kaisar Constantine yang menerima Kekristenan pada
abad ke-4, ratusan ribu orang Roma menerima Kekristenan yang sedang
populer. Tapi ingat, orang-orang ini telah dibesarkan dalam kebiasaan
PENYEMBAH BERHALA.
Kita telah menganggap bahwa Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember. Kita telah MENGIRA bahwa kita saling menukar hadiah karena orang Majus mempersembahkan persembahan kepada Anak itu. Kita telah MENGIRA bahwa pohon Natal yang hijau menyatakan hidup yang kekal dari Kristus. Tapi marilah kita MENINGGALKAN REKAAN INI dan melihat kepada sejarah dan KENYATAAN ALKITAB!. Catatan sejarah di dalam ensiklopedia yang terdapat di perpustakaan di berbagai kota yang terjamin dan dapat dipercaya memberikan informasi kepada kita bahwa hari Natal berasal mula dari penyembahan berhala. Dipelihara diantara bangsa-bangsa penyembah berhala yang menyembah matahari. Banyak hari lahir pemimpin-pemimpin penyembah berhala dirayakan oleh Babel Kuno. Semua perayaan penyembahan berhala ini bermula dari lingkungan penyembah berhala.
Hari Natal sampai kepada kita melalui Katolik Roma. Tetapi darimana mereka mendapatnya? Mari kita memeriksa :
=>Catholic Encyclopedia yang diterbitkan oleh denominasi ini. Dikatakan: "Hari Natal TIDAK terdapat diantara perayaan gereja sebelumnya..Hari raya ini berasal dari MESIR. KEBIASAAN PENYEMBAH BERHALA MENJADI HARI NATAL".
=>ENCYCLOPEDIA AMERICANA, 1969, menuliskan: "Christmas (Hari Natal) berasal dari kata Inggris kuno Chrites Maesse atau Christ's Mass, dan ejaan sekarang (Christmas) mungkin mulai dipakai sekitar abad ke-16. Seluruh gereja Kristen kecuali gereja Armenian merayakan kelahiran Kristus pada tanggal 25 Desember. Tanggal ini tidak ditetapkan di Barat sampai sekitar pertengahan abad ke-4 dan di Timur sampai sekitar seabad kemudian. Asal mula Christmas (Hari Natal) dan alasan menetapkan 25 Desember sebagai hari Natal, tidak jelas, tetapi biasanya hari itu dipilih supaya bersesuaian dengan perayaan penyembah berhala yang berlangsung sekitar musim dingin untuk merayakan "timbulnya kembali matahari".
Suku bangsa di Eropa Utara merayakan hari raya yang terbesar yaitu Yule pada akhir musim dingin untuk merayakan timbulnya kembali matahari (dewa) sebagai pemberi terang dan panas. Roman Saturnalia (suatu perayaan untuk menghormati Saturn, dewa pertanian dan pembaharuan kuasa matahari) juga berlangsung pada waktu ini dan beberapa kebiasaan Hari Natal diperkirakan berakar dari perayaan penyembah berhala ini. Beberapa orang menganggap bahwa kelahiran Kristus sebagai "Terang Dunia" dianggap serupa dengan kelahiran kembali matahari dengan maksud agar Kekristenan menjadi lebih bermakna bagi petobat-petobat dari penyembah berhala".
=>ENCYCLOPEDIA BRITANICCA, 1964, menuliskan: "HARI NATAL" pada tanggal 25 Desember adalah pesta kelahiran Tuhan kita, memperingati kelahiran Yesus Kristus, merupakan perayaan yang paling besar dalam tahun gereja. Hari lahir Juruselamat ini bersamaan dengan kebiasaan orang-orang duniawi yang bersumber dari penyembahan berhala. Baik hari Natal maupun Epiphany, yang jatuh 12 hari sebelum 6 Januari adalah pengalihan perayaan penyembah berhala pada musim dingin, dan begitu erat hubungannya sehingga asal mula keduanya tidak dapat dibicarakan dengan terpisah. 25 Desember di Roma, merupakan tanggal pesta perayaan penyembah berhala di Roma, terpilih pada tahun 274 AD oleh Kaisar Amelian sebagai hari lahir matahari yang mulai kembali bersinar.
Sebelum 336 AD, gereja Roma menetapkan peringatan kelahiran Kristus..pada tanggal yang sama".
Mengenai asal mula tradisi Hari Natal, Encyclopedia Americana mengatakan: "Orang Inggris menyesuaikan hari Natal dengan perayaan-perayaan yang sudah ada pada saat itu. Pada abad pertengahan hari Natal orang Inggris merupakan saat-saat yang penuh gembira dan suka cita dengan pesta yang besar dan perayaan pertunjukan kemegahan.
Pembakaran kayu pada waktu hari Natal diambil oleh orang Inggris dari kebiasaan orang Skandinavia untuk menghormati balik matahari pada musim dingin. Penggunaan pohon cemara yang hijau juga masuk ke Inggris dari kepercayaan orang-orang Kristen Eropa daratan sebelum mereka menjadi Kristen.
Suku bangsa Celtic dan Teutonis menghormati tananaman ini pada perayaan balik matahari musim dingin sebagai simbol hidup yang kekal dan orang Druid membesarkan makna gaibnya. Pohon cemara hijau disembah sebagai janji kembalinya matahari. Beberapa orang beranggapan bahwa pohon Natal merupakan lambang Juruselamat, jadi merupakan bagian dari perayaan kelahiranNya".
=> Encyclopedia Britanicca lebih jauh lagi menyatakan: "Kebiasaan tradisional dihubungkan dengan hari Natal. Perayaan hari Natal bersamaan dengan peringatan "pertanian" penyembah berhala dan peringatan matahari pada pertengahan musim dingin..".
=> Buku "Anwer to Questions", dikumpulkan oleh Frederick J. Haskins mengatakan: "Pohon Natal berasal dari Mesir dan bermula jauh sebelum ada perayaan Natal".
Jadi kalau kita memeriksa fakta-fakta sejarah, kita akan melihat bahwa perbuatan memelihara hari Natal bukanlah perbuatan seorang Kristen yang benar, tapi KEBIASAAN PENYEMBAH BERHALA!
DASAR DILARANGNYA NATALAN
"Dengarkanlah firman yang disampaikan Tuhan kepadamu, hai kaum Israel! Beginilah firman Tuhan: Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah.Jangalah takut kepadanya." (Yeremia 10:1-5).
Ayat diatas memberikan gambaran lengkap mengenai pohon Natal, TUHAN menyebutnya sebagai "tingkah langkah bangsa-bangsa adalah KESIA-SIAAN".
Kita diminta supaya TIDAK membiasakan diri atau mengikuti hal seperti itu! Juga dinyatakan sebagai pemujaan berhala.
Ayat 5 mengatakan bahwa pohon ini tidak dapat berbicara -tidak dapat melangkah- harus diangkat. "Janganlah takut kepadanya, sebab berhala (pohon) itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun tidak dapat". Pohon itu bukanlah Tuhan yang perlu ditakuti.
Beberapa orang salah membaca ayat ini dan menjadikan ayat ini berbunyi bahwa tidak salah memiliki pohon Natal, tapi ayat ini TIDAK berbunyi demikian! BAGAIMANAKAH kebiasaan bangsa-bangsa penyembah berhala ini masuk ke dalam GEREJA?
Kita telah melihat bahwa SEMUA fakta sejarah yang dapat dipercaya menunjukkan bahwa hari Natal tidak dirayakan oleh orang Kristen sampai abad ke-2 atau ke-3.
Gereja Roma tidak memerintahkan hari Natal dirayakan sebagai perayaan "Kristen" sebelum abad KELIMA. Ingat, kota Roma adalah dunia PENYEMBAH BERHALA.
Sampai abad ke-4, orang Kristen sedikit sekali di Roma.
Tapi dengan munculnya Kaisar Constantine yang menerima Kekristenan pada abad ke-4, ratusan ribu orang Roma menerima Kekristenan yang sedang populer. Tapi ingat, orang-orang ini telah dibesarkan dalam kebiasaan PENYEMBAH BERHALA.