Ada banyak teknik/cara untuk menguji
keabsahan wahyu atau pun kebenaran laporan dalam Alkitab. Namun
demikian, di sini kami hanya akan menampilkan salah satu teknik
pengujian kebenaran berita yang dilansir dalam Alkitab.
Konon, menurut bualan
Matius, ketika Yesus masih bayi, beberapa orang Israel
mendatangi Maria untuk melihat bayi Yesus, dan ketika mereka
melihat bayi Yesus, mereka MENYEMBAHNYA. Ayat-ayat Matius selengkapnya dikutip di bawah ini:
2:9. Setelah mendengar
kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang
yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan
berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.
2:10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
2:11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
2:12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
2:10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
2:11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
2:12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Bagaimana kita menguji kebenaran ayat-ayat Matius di atas? Marilah kita perhatikan bukti-bukti di bawah ini:
1. Injil Matius ditulis sekitar tahun 85 Masehi1
dan tidak ada bukti sama sekali tentang siapa yang menulisnya dan kapan
waktu persisnya. Sementara itu, Yesus diduga dilahirkan pada
tahun 2 Sebelum Masehi. Hal ini didasarkan pada keterangan Injil
Lukas yang menempatkan pembaptisan Yesus pada tahun ke-15
pemerintahan Kaisar Roma Tiberius, dan saat Pontius Pilatus
menjadi pejabat gubernur Yudaea (Lukas 3:1), dan bahwa Kaisar
Tiberius menggantikan Kaisar Agustus pada tahun 14 Masehi,2
maka Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis pada tahun 29 Masehi, yakni
ketika Yesus berumur kira-kira 30 tahun (Lukas 3:23). Jika kita
menerima keterangan Lukas ini, maka Yesus dilahirkan pada tahun 2
Sebelum Masehi. Dengan demikian, maka terdapat kurun waktu
kira-kira 86 tahun antara waktu kelahiran Yesus dengan waktu
penyusunan Injil Matius. Laporan Matius yang ditulis kira-kira 86
tahun kemudian tentang peristiwa penyembahan terhadap bayi Yesus
oleh beberapa orang Israel dengan tanpa adanya bukti atau
sandaran sama sekali ini menunjukkan betapa lemahnya kebenaran ayat-ayat
Matius di atas.
2. Tidak
ada sama sekali keterangan dalam Perjanjian Lama yang meramalkan
kedatangan seseorang yang kedudukannya setara dengan Tuhan.
Bahkan, secara tegas Perjanjian Lama menyatakan bahwa tidak ada
tuhan-tuhan lain bagi umat Israel selain Tuhan yang Esa,
sebagaimana pernyataan Kitab Ulangan berikut ini:
4:35 Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.
5:6. Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
5:7 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
6:4. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
5:6. Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
5:7 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
6:4. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
3.
Umat Israel/Yahudi mempunyai keyakinan paralel, yaitu bahwa sebelum
Mesias datang, Elia akan datang terlebih dahulu. Namun demikian,
Mesias, atau Kristus
dalam bahasa Yunani, sama sekali bukanlah seseorang yang memiliki
kesetaraan dengan Tuhan. Ia hanyalah seorang tokoh yang sangat
diidam-idamkan kedatangannya oleh bangsa Israel yang diharapkan mampu
membawa mereka menuju kejayaan. Sebagaimana dapat dibaca dalam
Perjanjian Lama, umat Israel telah memiliki beberapa orang
Mesias, seperti: Mesias Daud (Mazmur 2:2), Mesias Koresh (Yesaya 45:1), Mesias Saul (1 Samuel 10:1), Mesias Harun (Imamat 8:12), Mesias Elisa (1 Raja-raja 19:16), dan Mesias
Salomo (1 Raja-raja 1:39). Dengan demikian, konsep Mesias dalam
pandangan umat Israel/Yahudi sama sekali tidak ada hubungannya
dengan derajat ketuhanan.
Dari ketiga uraian ini, kemudian kita hubungkan dengan ayat-ayat Matius
yang dikutip di atas, maka tampak jelas bahwa laporan Matius
yang menyatakan bahwa beberapa orang Israel menyembah bayi Yesus,
tidak lain hanyalah BUALAN dan OMONG KOSONG
belaka. Bagaimana mungkin umat Israel menyembah bayi Yesus sementara
mereka tidak memiliki keyakinan tentang kedatangan Tuhan Manusia?
Lebih jauh, umat Israel tidak pernah mengakui Yesus, baik sebagai
mesias maupun nabi. Bahkan, mereka menganggap Yesus sebagai anak
haram jadah yang lahir dari hasil perzinahan Maria!